A.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
James C Van Horne dikutip dari kasmir
(2008:104) : definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan
dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka
lainnya.
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada
kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan
juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk–
bentuk rasio keuangan :
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa
laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa
dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif
yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan
rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa
lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam
bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan
suatu perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari
suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua
buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca
maupun laba rugi.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan
diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :
- Rasio
Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.
- Rasio
Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
- Rasio
Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas
penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.
- Rasio
Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka
tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau
aktiva.
- Rasio
Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam
surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
B. Contoh Kasus Analisis Rasio Keuangan
Contoh Kasus yang Pertama
PT Maju Semangat
Laporan Posisi
Keuangan
untuk periode yang
berakhir tanggal
(dalam miliar
rupiah)
Aset 2012 2011 Liabilitas dan
Ekuitas 2012 2011
Aset Lancar Liabilitas
Jangka Pendek
Kas & Setara
Kas 696 58 Utang
Usaha 307 303
Piutang
Usaha 956 992 Utang
Wesel 26 119
Persediaan 301 361 Lainnya 1.662 1.353
Lainnya 303 264 Jumlah 1.995 1.775
Jumlah 2.256 1.675
Liabilitas
Jangka Panjang 843 1.091
Aset Tidak
Lancar
Aset Tetap
Net 3.138 3.358 Ekuitas 2.556 2.167
Jumlah 5.394 5.033 Jumlah 5.394 5.033
PT Maju Semangat
Laporan Laba Rugi
(Komprehensif)
Tahun 2012
(dalam miliar
rupiah)
Penjualan
Bersih 5.000
Beban Pokok
Penjualan (2.006)
Beban
Usaha (1.740)
Penyusutan (116)
Laba Sebelum Bunga dan
Pajak 1.138
Beban
Bunga 7
Laba Sebelum
Pajak 1.131
Pajak
(34%) 442
Laba
Bersih 689
(dalam rupiah
penuh)
Laba per Saham (Earning per Share /
EPS) 3,61
Dividend per
Share 1,08
Angka perhitungan di bawah ini untuk tahun 2012 dan
disajikan dalam miliar rupiah (kecuali hasilnya)
Ad 1. Menghitung rasio likuiditas (liquidity
ratios) tahun 2012
Current Ratio (Rasio Lancar) = CA / CL = Aset
Lancar / Likuiditas Jangka Pendek = 2.256 / 1.995 = 1,13 kali (=113%) artinya 1
rupiah utang (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya dengan
1,13 rupiah aset lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar ini semakin baik
(semakin besar jaminan untuk pembayaran utang jangka pendek perusahaan).
Quick Ratio (Rasio Cepat) = (CA – Inventory) / CL =
(2.256 – 301) / 1.995 = 0.98 kali (98%). Artinya 1 rupiah utang jangka pendek
perusahaan dijamin pembayarannya oleh 0,98 rupiah aset cepat (kas dan setara
kas serta piutang usaha).
Cash Ratio (Rasio Kas) = Cash / CL = 696 / 1.995
= 0.35 kali (35%) artinya 1 rupiah utang jangka pendek perusahaan dijamin
pembayarannya oleh 0,35 rupiah kas dan setara kas.
NWC to Total Assets = NWC / TA = (2.256 – 1.995)
/ 5.394 = 0,05 (5%) menunjukkan jumlah likuiditas jangka pendek perusahaan
terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin rendah nilainya
menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan yang rendah.
Interval Measure = CA / average daily operating costs =2.256
/ ((2.006 + 1.740)/365) = 219.8 hari. Rasio ini menunjukkan seberapa lama
perusahaan dapat terus berjalan (contoh kasus : bila perusahaan dilanda
pemogokan sehingga arus kas perusahaan menderita ‘kekeringan’). Dalam kasus di
atas perusahaan tetap dapat berjalan selama 220 hari atau lebih dari 7 bulan.
Bila pemogokan lebih dari 220 hari, maka perusahaan tidak dapat beroperasi lagi.
Yang dimaksud dengan daily operating cost mencakup beban pokok
penjualan dan beban usaha yang bersifat tunai.
Ad 2. Menghitung rasio pengungkit (leverage
ratios)
Total Debt Ratio = (TA – TE) / TA = (5.394 –
2.556) / 5.394 = 52.61% artinya sebanyak 52,61% aset perusahaan dibelanjai
(didanai) oleh dana pinjaman. Semakin besar rasio ini berdampak semakin besar
resiko bagi kreditur dalam hal pengembalian pinjamannya.
Debt/Equity = TD / TE = (5.394 – 2.556) / 2.556
= 1,11 kali artinya 1 rupiah dana modal sendiri (ekuitas) diikuti oleh 1,11
rupiah dana pinjaman atau dana pinjaman 1,11 kali dari dana sendiri alias lebih
besar dana pinjaman dibanding dana sendiri (ekuitas).
Equity Multiplier = TA / TE = 1 + D/E = 1 + 1,11
= 2,11 kali artinya dengan modal sendiri (ekuitas) sebesar 1 rupiah dapat
menghasilkan aset sebesar Rp 2,11. Berarti 1 rupiah ekuitasnya digandakan
sehingga menjadi 2,11 rupiah aset.
Long-term debt ratio = LTD / (LTD + TE) = 843 /
(843 + 2.556) = 24,80%. Rasio ini menunjukkan seberapa besar sumber dana jangka
panjang merupakan modal pinjaman. Sumber dana jangka panjang (dikenal dengan
istilah total capitalization) terdiri dari liabilitas jangka panjang dan
ekuitas (modal sendiri). Sebagian analis keuangan lebih tertarik kepada
pinjaman jangka panjang dibanding pinjaman jangka pendek karena pinajaman
jangka pendek kerap berubah di samping utang usaha lebih mencerminkan praktek
dagang dibanding kebiajakan manajemen utang.
Ad 3. Menghitung rasio aktivitas (Coverage
Ratios)
Times Interest Earned (TIE) / Interest Coverage Ratio =
EBIT / Interest = 1.138 / 7 = 162,57 kali artinya 1 rupiah beban bunga
dijamin pembayarannya oleh 162,57 rupiah laba usaha. Artinya memberi kepastian
dalam pembayaran bunga bila semakin besar rasionya. Masalah yang dihadapi TIE
adalah karena rasio ini didasarkan pada EBIT yang bukan merupakan ukuran dari
tersedianya dana tunai untuk membayar beban bunga, karena di dalam EBIT sudah
dikurangi beban penyusutan yang merupakan beban non tunai.
Cash Coverage = (EBIT + Depreciation) / Interest =
(1.138 + 116) / 7 = 179,14 kali artinya 1 rupiah beban bunga dijamin
pembayarannya oleh 179,14 rupiah laba usaha tunai. EBIT + Depreciation
dikenaldenganistilah EBITD (dibaca ebbit-dee) atau EBITDA yaitu laba sebelum
bunga, pajak dan penyusutan.
Yang dimaksud dengan penyusutan di sini adalah beban non
tunai dalam pengertian luas , termasuk di dalamnya adalah depresiasi
(penyusutan atas aset tetap), deplesi (penyusutan atas tanah produktif),
amortisasi (penyusutan atas aset lain-lain / intangible assets seperti
goodwill, trademark, patent, copyrights, organization costs, preoperating
expenses, license / franchise fee dll) dan bad debt expenses (beban penghapusan
piutang).
Menghitung rasio persediaan
Inventory Turnover = Cost of Goods Sold / Inventory =
2.006 / 301 = 6,66 kali artinya dalam 1 tahun persediaan berputar sebanyak 6,66
kali. Berputar maksudnya sejak persediaan dibeli dan masuk ke gudang sampai
persediaan itu keluar kembali saat dijual dihitung satu kali perputaran.
Semakin cepat perputaran persediaan, semakin efisen pemanfaatan aset perusahaan
berupa persediaan.
Days’ Sales in Inventory (Inventory days on hand) =
365 / Inventory Turnover = 365 / 6,66 = 55 hari artinya lama persediaan berada
di gudang selama 55 hari. Semakin lama barang berada di gudang menunjukkan
barang tersebut tidak laku dijual.
Menghitung rasio piutang
Receivables Turnover = Sales / Accounts Receivable =
5.000 / 956 = 5,23 kali artinya dalam 1 tahun, piutang berputar sebanyak 5,23
kali. Maksudnya berputar di sini dihitung sejak terjadinya penjualan secara
kredit sehingga menimbulkan piutang usaha sampai dilunasinya piutang usaha
tersebut. Semakin cepat perputarannya berarti semakin cepat piutang tertagih.
Days’ Sales in Receivables (A/R days collection) =
365 / Receivables Turnover = 365 / 5,23 = 70 hari artinya lamanya piutang usaha
tertagih selama 70 hari. Umur piutang ini harus dibandingkan dengan syarat
pembayaran. Idealnya umur piutang tidak boleh melampaui syarat pembayaran (term
of payment)
Menghitung perputaran total aset
Total Asset Turnover = Sales / Total Assets =
5.000 / 5.394 = 0,93 kali artinya dalam 1 tahun, total aset perusahaan berputar
sebanyak 0,93 kali. Sangat tidak umum untuk TAT <1, terutama jika perusahaan
memiliki sangat banyak (besar) aset tetap. Karena hal ini berarti ibarat
perusahaan mengalami obesitas (kegemukan) sehingga sulit menghasilkan penjualan
yang memadai , sampai aset perusahaan tidak dapat berputar bahkan sekali saja
dalam setahun.
Capital Intensity Ratio = Total Assets / Sales = 5.394
/ 5.000 = 1,08 kali artinya untuk menghasilkan 1 rupiah penjualan diperlukan
total aset sebesar 1,08 rupiah.
NWC Turnover = Sales / NWC = 5,000 / (2,256 –
1,995) = 19.16 kali artinya modal kerja perusahaan berputar sebanyak 19,16 kali
dalam setahun.
Fixed Asset Turnover = Sales / NFA = 5.000 /
3.138 = 1,59 kali artinya aset tetap perusahaan berputar 1,59 kali dalam
setahun. Nilai aset tetap yang digunakan di sini adalah nilai bukunya (book
value). Bisa juga digunakan harga perolehan (cost) dari aset tetap. Bila
terdapat perbedaan yang besar antara perputaran aset tetap bruto (yakni bila
digunakan aset tetap sesuai dengan harga perolehannya) dengan perputaran aset
tetap neto (bila digunakan nilai buku aset tetap), hal ini berarti aset tetap
perusahaan telah lama disusutkan (lama digunakan) sehingga nilai bukunya
menjadi kecil. Hal ini dapat berindikasi bahwa aset tetap perusahaan digunakan
secara efisien atau sebaliknya perusahaan tidak melakukan peremajaan aset
tetapnya.
Di samping itu dapat pula dihitung rasio seperti Payables
Turnover (rumusnya Purchases / Accounts Payable) dan A/P
payment’s days (rumusnya 365 / Payables Turnover).
Seluruh angka 365 menunjukkan jumlah hari dalam setahun.
Untuk tahun kabisat, maka angka ini diubah menjadi 366 hari.
Ad. 4 Menghitung Rasio Keuntungan
(profitabilitas / Profitability Measures)
Profit Margin = Net Income / Sales = 689 / 5.000
= 13,78% artinya laba bersih (bottom line) perusahaan sebesar 13,78% dari nilai
penjualan atau 1 rupiah penjualan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp
0,14.
Return on Assets (ROA) Tingkat Pengembalian Aset
/ Rentabilitas Ekonomis = Net Income / Total Assets = 689 / 5.394 = 12,77%
artinya penggunaan 1 rupiah total aset menghasilkan keuntungan bersih sebesar
Rp 0,13.
Return on Equity (ROE) = Tingkat Pengembalian
Ekuitas (modal sendiri) = Rentabilitas Ekuitas Net Income / Total Equity = 689
/ 2.556 = 26,96% artinya setiap 1 rupiah modal yang ditanamkan menghasilkan Rp
0,27 keuntungan bersih.
Ad. 5 Menghitung Nilai Pasar (Market Value
Measures)
Harga Pasar = Rp 87,65 per lembar
Saham yang beredar = 190,9 juta
PE Ratio = Price per share / Earnings per share =
Rp 87,65 / 3,61 = 24,28 kali artinya harga pasar saham besarnya 24,28 kali dari
laba per saham yang dihasilkan.
Market-to-book ratio = market value per share / book
value per share = 87,65 / (2.556 / 190,9) = 6,55 kali artinya nilai
pasar perusahaan 6,55 kali dari harga bukunya. Nilai pasar di atas nilai buku
menunjukkan perusahaan baik.
Formula Du Pont (the Du Pont Identity)
ROE = NI / TE
Kalikan dengan 1 (TA/TA) sehingga menjadi ROE = (NI / TE)
(TA / TA)
ROE = (NI / TA) (TA / TE) = ROA * EM
Kalikan dengan 1 (sales/sales) sehingga menjadi ROE = (NI /
TA) (TA / TE) (Sales / Sales)
ROE = (NI / Sales) (Sales / TA) (TA / TE)
ROE = PM * TAT * EM
Profit Margin (PM) merupakan ukuran atas efisiensi usaha
perusahaan (seberapa baik perusahaan dapat mengendalikan biaya).
Total Aset Turnover (TAT) merupakan ukuran atas efisiensi
penggunaan aset perusahaan – seberapa baik perusahaan mengelola asetnya.
Equity Multiplier (EM) merupakan ukuran atas tingkat
pengungkit keuangan perusahaan.
Dengan demikian menurut Du Pont, tingkat pengembalian
ekuitas (return on equity / ROE) tergantung seberapa jauh perusahaan berhasil
mengendalikan biayanya, seberapa baik perusahaan mengelola asetnya dan seberapa
besar angka pengganda ekuitas (seberapa besar perusahaan menggunakan modal
sendiri/ekuitas).
Pada contoh di atas :
ROE = ROA x EM = 12,77% x 2,11 = 26,96%
Atau
ROE = PM x TAT x EM = 13,78% x 0,93 x 2,11 = 26,96%
Contoh Kasusu Kedua
PT ABC mempunyai laporan rugi laba dan neraca tahun
1995-1996.
Laporan rugi laba
PT. ABC
|
AKHIR
|
TAHUN
|
|
1996
|
1995
|
Penjualan
Harga pokok brg dijual
Laba kotor
Biaya pemasaran adm dan
umum
Laba sbl bunga dan pajak
Biaya bunga
Laba sbl pajak
Laba stl pajak
Deviden
Laba untuk saham biasa
Alokasi laba ditahan
Dividen
|
Rp 3.405
2.041
1.368
812
552
31
521
193
328
10
318
291
27
|
Rp 3.100
1.900
1.200
780
420
39
381
141
240
10
230
200
30
|
Neraca PT ABC
Aktiva
|
1996
|
1995
|
Utang & modal
pemilik
|
1996
|
1995
|
Aktiva lancer
Kas & Surat bhrg
Piutang dgng
sediaan
Lain-lain
Total
Aktiva tetap
Gedung,tanah & perleng’an
Dikurangi akumulasi
Defresiaisi
Lain-lain
total
Total Aktiva
|
260
596
471
61
1,388
498
(152)
139
485
1.873
|
120
522
587
52
1.281
398
(105)
136
429
1.710
|
Utanglancar
Utang dagang
Utang bank
Utang akrual
Total utang lancer
Utang jk panjang & lain-lain
Total utang
Saham priferen
Saham biasa
Capital again
Laba ditahan
Total modal pemilik
Total utang dan modal pemilik
|
109
136
176
421
120
541
10
87
1235
1332
1873
|
301
166
148
615
61
676
10
80
944
1034
1710
|
A.1. RASIO LIKUIDITAS
Likuiditas
adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus
segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer and Marcus,
1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas
perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid
adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak
mampu disebut ilikuid.
Suatu
keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian
bagi kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan
efisinsi modal kerja yang ada.
1. Current Ratio
Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan
utang lancar , Current ratio disebut juga working capital ratio :
Contoh : PT ABC
Carrent ratio = Aktiva lancer / utang lancer =1388:421 =
3.30
Current
ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera
dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan
perusahaan untuk membayar jangka pendek.
2. Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas
dan suratberharga hal yang menyebabkan laporan keuangan perlu dilihat cash
ratio.
Kas
+ surat berharga
Cash Ratio = ---------------------------
Utang
lancer
Cash ratio
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas
yang ada dansurat berharga yang segera dapat diuangkan.
3. Quitck Ratio (Acid test ratio)
Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih
besar daripada current ratio dlm mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm
quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktiva lancar yaitu kas, piutang
dan suratberharga :
Aktiva lancar-sediaan
Quick ratio= ----------------------------------------------
Utang
lancar
4. Net Working Capital To Total Asset Ratio
Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharafkan
dapat berubah menjadi kas dlm jangka pendek, utang lancar adalah
semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara
utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk
menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.
Net working capital to total asset rati = Aktiva
lancer-utang lancar
Aktiva tetap
Persh PT
“ABC” 1996 =1.388-421
1.873
= 0,52
5. Interval Measure (Defensive interval ratio)
Interval measure menghubungkan antara defensive asset dengan
taksiran rata-rata pengeluaran kas untuk operasi dalam setiap harinya. Interval
measure memberikan informasi kepada para kreditur untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk menutup biaya minimum rutin yang dibutuhkan dalam kegiatan operasi
yang paling utama.
Interval measure = Kas+Surat berharga+Piutang
Taksiran rata-rata
pengeluaran
Untuk perusahaan PT”ABC” = 260+596
(2041+812)/365
= 109,5 Hari
A.11. RASIO LEVERAGE
Rasio leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk
menanam modal oleh para pemilik dengan proposinya dengan dana yang diproleh
dari para kreditur perusahaan (Brealey, Myer and marcus,
1995). Rasio-Rasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko
utang diukur dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca diamati dan
digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan
perusahaan.
1. Total Debt to Total Capital Asset Ratio
(Debt Rasio)
Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan
aktiva total yang dimiliki prusahaan. Biasanya para kreditur lebih menyukai
rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang
diberi kerdit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur diwaktu
likuiditas.
Debt Rasio = Total Utang
Total Aktiva
Untuk perusahaan ABC = 541/
1.873 = 0.283
2. Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal
pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang
digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan modal pemilik.
Debt to equity ratio = Total Utang
Modal pemilik
3. Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang ajngka panjang dan
modal pemilik, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk
menutup utang janka panjang semakin rendah rasio semakin aman bagi kreditur.
Long term debt to equity ratio = Utang jangka
panjang
Modal pemilik
4. Tangible Asset Debt Coverage
Rasio ini membandingkan antara aktiva tidak berwujud
(setelah dikurangi utang lancer) dan utang jangka panjang dan rasio
ini meninjukan kamampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
panjang setelah melunasi jangka pendek.
Tangible Asset debt Coverage :
= Aktiva-aktiva tidak berwujud-utang lancar
Utang
jangka panjang
5. Time Interest Earned (Interest Coverage)
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak
dan utang jangka panjang, rasio ini menunjukkan seberapa jauh laba sebelum
bunga dan pajak dapat berkurang untuk membayar untuk membayar bunga utang
jangka panjang.
Time interest earned = Laba sebelum bunga dan pajak
Bunga utang
6. Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi
beban tetapnya dengan memasukan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok
pinjaman.
Debt Service Coverage = Laba sebelum bunga dan pajak
Bunga
utang jangka panjang+ biaya sewa + Angsuran pokok pinjaman
7. Earning Variabiliti
Jumlah beban utang yang besar akan menjadi masalah besar
jika terdapat ketidak pastian risiko pada laba dimasa yang akan datang, Semakin
tinggi paribelitas perusahaan menunjukan ketidak pastian diperoleh laba pada
perusahaan.
Earning Variability = Strandar Deviasi
(EBIT-EBIT)
Rata-rata
EBIT
A.111. RASIO AKTIVITAS
Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang digunakan perusahaan
(Horne and Wachowicz, 1995).
1. Total Operating Asset Turnover
Total aktiva yang bekerja adalah rasio yang membandingkan
antara penjualan bersih dan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu periode.
Total operating asset turnover = penjualan bersih
total aktiva
Untuk perusahaan ABC tahun 1996 = 3.405 / 1873 = 1818
2. Receivables Turnover
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara
penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir
periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam
piutang berputar dalam periode tertentu.
Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih
rata-rata
Untuk perusahaan PT “ABC” tahun 1996
3.405**) =
6,09
(596 +
522)/2
3. Average Collection Periode
Average collection periode / rata-rata periode pengumpulan
piutang digunakan untuk menghitung waktu atau hari rata-rata dana
tertanam dalam piutang.
Average collection periode
= 360
hari
perputaran
piutang dagang
= 360
hari . piutang dagang rata-rata
Penjualan
kredit bersih
4. Perputaran sediaan
Perputaran sediaan ( Inventory ) membandingkan antara harga
pokok barang dijual dan sediaan rata-rata atau sediaan akhir periode.
Perputaran sediaan = penjualan
bersih barang dagangan
rata-rata sediaan pada harga jual
5. Average Day’s Inventory
Ialah hari rata-rata sediaan atau hari rata-rata disimpan,
menunjukkan hari rata-rata dana tertanam dalam sediaan.
Average Day’s Inventory = Sediaan
Rata-rata x 365 hari
Harga Pokok Barang Dijual
Inventory Rata-Rata
= Sediaan
Awal + Sediaan Akhir
2
6. Net Working Capital Turnover
Perputaran modal kerja neto ialah rasio yang membandingkan
antara penjualan bersih dan modal kerja (neto).
Net Working Capital Turnover
= Penjualan
Bersih
Rata-rata Modal Kerja Bersih
7. Fixed Assets Turnover
Perputaran aktiva tetap ialah rasio yang membandingkan
antara tingkat penjualan bersihdan aktiva tetap bersih.
Fixed Assets Turnover
= Penjualan
Bersih
Aktiva Tetap Bersih
A.IV. RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah
dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil (Brealey,
Myer, Marcus. 1995)
1. Gross Profit margin
Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih,
rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.
Gross Profit
Margin = Laba kotor
Penjualan bersih
Pada Perusahaan ABC =
1364/3405 = 0.4
laba kotor= penjualan bersih-harga pokok barang jual
2. Operating income Ratio (Opearting profit
margin)
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak
dan penjualan bersih.
Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak
Penjualan bersih
3. Operating Ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya
operasi (Harga pokok penjualan + Biaya pemasaran + Biaya adm) rasio ini
menunjukan berapa bagian biaya yang digunaka untuk biaya operasi.
Operating
ratio = Biaya operasi
penualan bersih
4. Net Profit Margin
Adalah ratio yang membandingkan antara laba
setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunukan berapa besar
bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba stl bunga dan pajak.
Net Profit
Margin = Laba setelah bunga dan pajak
penjualan bersih
5. Earning Power Of Total Inverstmen
Earning power of total inversment adalah rasio yang membandingkan
antara laba sebelum bunga dan pajak, Rasio ini menunjukan tingkat pengendalian
dari investasi yang telah ditanam sebelum bunga dan pajak.
Earning power of total inversment= Laba sebelum
bunga dan pajak
Jumlah aktiva yang bekerja
6. Net Earning Power Ratio
Adalah rasio yang membandingkan laba setelah bung adan pajak
setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva kerja.
Net Earning Power Ratio = Laba setelah bunga dan pajak
Jumlah aktiva yang bekerja
7. Rate of Return For The Owners
Adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba
setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik.
Rate of Return For The Owners
= Laba bersih
Modal pemilik
Sumber :