Mentari singgah di ufuk timur
Menyambut pagi tanpa tegur
Menggantikan malam yang terlelap tidur
Dengan bangga ku ucapkan rasa syukur
Sinarnya tak begitu menyengat
Karna hujan baru saja lewat
Senyap-senyap ku tatap lekat
Pancaran mentari yang tampak pucat
Cuitan burung begitu merdu
Bagai ocehan komandan pada serdadu
Menggelantung awan di langit biru
Biru kelam karna merindu
Aku terdiam tersudut pilu
Menanti jawaban meski satu
Ku tengok kanan tak membantu
Di belakang pun turut menunggu
Waktu terus bergulir
Otak ku tak mampu lagi berfikir
Bagai air sungai yang mengalir
Aku pasrah akan datang nya takdir
Minggu, 24 Februari 2013
Sabtu, 23 Februari 2013
Sejenak
Tak terpungkiri
Hati ini masih seutuhnya milik mu
Tak terpungkiri
Rasa ini masih sepunuhnya pada mu
Sekuat apapun aku mencoba menghapusnya
Tak pernah ada hasil yang ku dapat
Selalu dan selalu gagal
selalu dan selalu saja sia-sia
Bagaimana mungkin aku bisa melupakan mu
Untuk membencimu saja aku tak sanggup
Walau kau telah pergi dari ku
Dan hidup bahagia dengan nya
Namun perasaan ini masih tertinggal disini
Dihati ini...
Bayang mu,senyum mu, dan hangatnya peluk mu
Masih terlukis jelas dalam ingatan ku
Tak sedikitpun beringsut pergi
Bersama dengan kepergian mu
Dia akan tetap tinggal
dan mungkin akan selamanya tertinggal
Entah sampai kapan...
Setahun ?
Sewindu ?
Bahkan seabad pun aku tak tau
Yang aku tau "aku mencintai mu"
Kau selalu hadir di setiap malam ku
Mengusik rindu dalam lelap ku
Memeluk ku, mencium ku...
Aku bahagia..
Walau hanya sejenak
Sejenak dalam lamun ku
Sejenak dalam kebodohan ku
Biarkan aku hidup bersama lukisan masam lalu
Biarkan aku berkhayal tentang pangeran pujaan ku
Karna hanya di masa itu aku merasakan bahagia
Karna hanya di masa itu aku masih bisa merasakan
hangatnya peluk mu
Peluk yang sekarang bukan lagi milik ku
Tak mengapa
Aku takkan meminta lebih
Dan takkan pernah memintamu untuk kembali disini
Hanya melihat seulas senyuman mu
Itu sudah lebih dari cukup untuk ku :')
Hati ini masih seutuhnya milik mu
Tak terpungkiri
Rasa ini masih sepunuhnya pada mu
Sekuat apapun aku mencoba menghapusnya
Tak pernah ada hasil yang ku dapat
Selalu dan selalu gagal
selalu dan selalu saja sia-sia
Bagaimana mungkin aku bisa melupakan mu
Untuk membencimu saja aku tak sanggup
Walau kau telah pergi dari ku
Dan hidup bahagia dengan nya
Namun perasaan ini masih tertinggal disini
Dihati ini...
Bayang mu,senyum mu, dan hangatnya peluk mu
Masih terlukis jelas dalam ingatan ku
Tak sedikitpun beringsut pergi
Bersama dengan kepergian mu
Dia akan tetap tinggal
dan mungkin akan selamanya tertinggal
Entah sampai kapan...
Setahun ?
Sewindu ?
Bahkan seabad pun aku tak tau
Yang aku tau "aku mencintai mu"
Kau selalu hadir di setiap malam ku
Mengusik rindu dalam lelap ku
Memeluk ku, mencium ku...
Aku bahagia..
Walau hanya sejenak
Sejenak dalam lamun ku
Sejenak dalam kebodohan ku
Biarkan aku hidup bersama lukisan masam lalu
Biarkan aku berkhayal tentang pangeran pujaan ku
Karna hanya di masa itu aku merasakan bahagia
Karna hanya di masa itu aku masih bisa merasakan
hangatnya peluk mu
Peluk yang sekarang bukan lagi milik ku
Tak mengapa
Aku takkan meminta lebih
Dan takkan pernah memintamu untuk kembali disini
Hanya melihat seulas senyuman mu
Itu sudah lebih dari cukup untuk ku :')
Malam Tanpa Bintang
Rintik hujan datang lagi
Mengguyur sepi dalam hati
Irama yang selalu ku nanti
Bagai penawaran di kala sunyi
Gemercik alunannya
Membisikkan rindu dalam jiwa
Samar-samar terdengar
Jeritan malam menggelegar
Hembusan dingin nafasnya
Menyusup masuk tanpa oksida
Erat melekat dalam raga
Meringkuk diri tak berdaya
Bintang menghilang
Tertutup awan yang melintang
Sinar yang terang
Redup tak terpandang
Ranting tak sanggup menahan
Satu demi satu daun berguguran
Tergeletak liar di pelataran
Bak cinta ku yang terlupakan
Senin, 11 Februari 2013
Kala Senja Menyapa
kala senja menyapa
terpampang elok sinar senja
menari riang sang burung kecil
kembali pulang dari perburuannya
gemuruh ombak melantunkan sebuah nada
nada getir penuh makna
entah apa yg tersirat
seperti meronta tak berkulat
anginpun seolah mengerti
menyentuh lembut celah celah kenari
semilirnya tak kunjung pergi
karna ia ingin selalu menemani
tiap derap langkah usang
sii pemilik kaki renta ini
senja perlahan pergi
tersisa malam dengan hitamnya yg pekat
tanpa bintang tanpa rembulan
tanpa tujuan tanpa harapan
hanya sang kunang yg sesekali menyinari
di atas kesenyapan laut biru yg ku singgahi ini
Langganan:
Postingan (Atom)