Minggu, 10 April 2016

Pengertian Rasio Keuangan Beserta Contoh Kasus dan Penyelesaiannya

A.      Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan  untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu. 
James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :  definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.   
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula  perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk– bentuk rasio keuangan : 
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.

Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu  , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi. 
Jenis-Jenis Rasio Keuangan 
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :  
  • Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.  
  • Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.  
  • Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.  
  • Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. 
  • Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.

B.      Contoh Kasus Analisis Rasio Keuangan
Contoh Kasus yang Pertama
PT Maju Semangat
Laporan Posisi Keuangan
untuk periode yang berakhir tanggal
(dalam miliar rupiah)
                                                                               
Aset                        2012       2011                       Liabilitas  dan Ekuitas          2012       2011     
Aset Lancar                                                           Liabilitas Jangka Pendek    
Kas & Setara Kas    696            58                      Utang Usaha                             307         303
Piutang Usaha        956          992                      Utang Wesel                              26         119
Persediaan             301          361                      Lainnya                                 1.662       1.353
Lainnya                    303          264                     Jumlah                                    1.995       1.775
Jumlah                   2.256       1.675                                    
                                                                           Liabilitas Jangka Panjang      843         1.091
Aset Tidak Lancar                                                                
Aset Tetap Net      3.138      3.358                     Ekuitas                                   2.556       2.167    
Jumlah                   5.394      5.033                     Jumlah                                   5.394       5.033


PT Maju Semangat
Laporan Laba Rugi (Komprehensif)
Tahun 2012
(dalam miliar rupiah)

Penjualan Bersih                                                    5.000  
Beban Pokok Penjualan                                      (2.006) 
Beban Usaha                                                         (1.740) 
Penyusutan                                                               (116) 
Laba Sebelum Bunga dan Pajak                            1.138  
Beban Bunga                                                                   7  
Laba Sebelum Pajak                                                 1.131
Pajak (34%)                                                                 442
Laba Bersih                                                                 689
                                                                               
(dalam rupiah penuh)                                                                        
Laba per Saham (Earning per Share / EPS)            3,61 
Dividend per Share                                                   1,08 

Angka perhitungan di bawah ini untuk tahun 2012 dan disajikan dalam miliar rupiah (kecuali hasilnya)

Ad 1.   Menghitung rasio likuiditas (liquidity ratios) tahun 2012
Current Ratio (Rasio Lancar) = CA / CL = Aset Lancar / Likuiditas Jangka Pendek = 2.256 / 1.995 = 1,13 kali (=113%) artinya 1 rupiah utang (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya dengan 1,13 rupiah aset lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar ini semakin baik (semakin besar jaminan untuk pembayaran utang jangka pendek perusahaan).
Quick Ratio (Rasio Cepat) = (CA – Inventory) / CL = (2.256 – 301) / 1.995 = 0.98 kali (98%). Artinya 1 rupiah utang jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya oleh 0,98 rupiah aset cepat (kas dan setara kas serta piutang usaha).
Cash Ratio (Rasio Kas) = Cash / CL = 696 / 1.995 = 0.35 kali (35%) artinya 1 rupiah utang jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya oleh 0,35 rupiah kas dan setara kas.
NWC to Total Assets = NWC / TA = (2.256 – 1.995) / 5.394 = 0,05 (5%) menunjukkan jumlah likuiditas jangka pendek perusahaan terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin rendah nilainya menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan yang rendah.
Interval Measure = CA / average daily operating costs =2.256 / ((2.006 + 1.740)/365) = 219.8 hari. Rasio ini menunjukkan seberapa lama perusahaan dapat terus berjalan (contoh kasus : bila perusahaan dilanda pemogokan sehingga arus kas perusahaan menderita ‘kekeringan’). Dalam kasus di atas perusahaan tetap dapat berjalan selama 220 hari atau lebih dari 7 bulan. Bila pemogokan lebih dari 220 hari, maka perusahaan tidak dapat beroperasi lagi. Yang dimaksud dengan daily operating cost mencakup beban pokok penjualan dan beban usaha yang bersifat tunai.

Ad 2.  Menghitung rasio pengungkit (leverage ratios)
Total Debt Ratio = (TA – TE) / TA = (5.394 – 2.556) / 5.394 = 52.61% artinya sebanyak 52,61% aset perusahaan dibelanjai (didanai) oleh dana pinjaman. Semakin besar rasio ini berdampak semakin besar resiko bagi kreditur dalam hal pengembalian pinjamannya.
Debt/Equity = TD / TE = (5.394 – 2.556) / 2.556 = 1,11 kali artinya 1 rupiah dana modal sendiri (ekuitas) diikuti oleh 1,11 rupiah dana pinjaman atau dana pinjaman 1,11 kali dari dana sendiri alias lebih besar dana pinjaman dibanding dana sendiri (ekuitas).
Equity Multiplier = TA / TE = 1 + D/E = 1 + 1,11 = 2,11 kali artinya dengan modal sendiri (ekuitas) sebesar 1 rupiah dapat menghasilkan aset sebesar Rp 2,11. Berarti 1 rupiah ekuitasnya digandakan sehingga menjadi 2,11 rupiah aset.
Long-term debt ratio = LTD / (LTD + TE) = 843 / (843 + 2.556) = 24,80%. Rasio ini menunjukkan seberapa besar sumber dana jangka panjang merupakan modal pinjaman. Sumber dana jangka panjang (dikenal dengan istilah total capitalization) terdiri dari liabilitas jangka panjang dan ekuitas (modal sendiri). Sebagian analis keuangan lebih tertarik kepada pinjaman jangka panjang dibanding pinjaman jangka pendek karena pinajaman jangka pendek kerap berubah di samping utang usaha lebih mencerminkan praktek dagang dibanding kebiajakan manajemen utang.

Ad 3.  Menghitung rasio aktivitas (Coverage Ratios)
Times Interest Earned (TIE) / Interest Coverage Ratio = EBIT / Interest = 1.138 / 7 = 162,57 kali artinya 1 rupiah beban bunga dijamin pembayarannya oleh 162,57 rupiah laba usaha. Artinya memberi kepastian dalam pembayaran bunga bila semakin besar rasionya. Masalah yang dihadapi TIE adalah karena rasio ini didasarkan pada EBIT yang bukan merupakan ukuran dari tersedianya dana tunai untuk membayar beban bunga, karena di dalam EBIT sudah dikurangi beban penyusutan yang merupakan beban non tunai.
Cash Coverage = (EBIT + Depreciation) / Interest = (1.138 + 116) / 7 = 179,14 kali artinya 1 rupiah beban bunga dijamin pembayarannya oleh 179,14 rupiah laba usaha tunai. EBIT + Depreciation dikenaldenganistilah EBITD (dibaca ebbit-dee) atau EBITDA yaitu laba sebelum bunga, pajak dan penyusutan.
Yang dimaksud dengan penyusutan di sini adalah beban non tunai dalam pengertian luas , termasuk di dalamnya adalah depresiasi (penyusutan atas aset tetap), deplesi (penyusutan atas tanah produktif), amortisasi (penyusutan atas aset lain-lain / intangible assets seperti goodwill, trademark, patent, copyrights, organization costs, preoperating expenses, license / franchise fee dll) dan bad debt expenses (beban penghapusan piutang).

Menghitung rasio persediaan
Inventory Turnover = Cost of Goods Sold / Inventory = 2.006 / 301 = 6,66 kali artinya dalam 1 tahun persediaan berputar sebanyak 6,66 kali. Berputar maksudnya sejak persediaan dibeli dan masuk ke gudang sampai persediaan itu keluar kembali saat dijual dihitung satu kali perputaran. Semakin cepat perputaran persediaan, semakin efisen pemanfaatan aset perusahaan berupa persediaan.
Days’ Sales in Inventory (Inventory days on hand) = 365 / Inventory Turnover = 365 / 6,66 = 55 hari artinya lama persediaan berada di gudang selama 55 hari. Semakin lama barang berada di gudang menunjukkan barang tersebut tidak laku dijual.

Menghitung rasio piutang
Receivables Turnover = Sales / Accounts Receivable = 5.000 / 956 = 5,23 kali artinya dalam 1 tahun, piutang berputar sebanyak 5,23 kali. Maksudnya berputar di sini dihitung sejak terjadinya penjualan secara kredit sehingga menimbulkan piutang usaha sampai dilunasinya piutang usaha tersebut. Semakin cepat perputarannya berarti semakin cepat piutang tertagih.
Days’ Sales in Receivables (A/R days collection) = 365 / Receivables Turnover = 365 / 5,23 = 70 hari artinya lamanya piutang usaha tertagih selama 70 hari. Umur piutang ini harus dibandingkan dengan syarat pembayaran. Idealnya umur piutang tidak boleh melampaui syarat pembayaran (term of payment)

Menghitung perputaran total aset
Total Asset Turnover = Sales / Total Assets = 5.000 / 5.394 = 0,93 kali artinya dalam 1 tahun, total aset perusahaan berputar sebanyak 0,93 kali. Sangat tidak umum untuk TAT <1, terutama jika perusahaan memiliki sangat banyak (besar) aset tetap. Karena hal ini berarti ibarat perusahaan mengalami obesitas (kegemukan) sehingga sulit menghasilkan penjualan yang memadai , sampai aset perusahaan tidak dapat berputar bahkan sekali saja dalam setahun.
Capital Intensity Ratio = Total Assets / Sales = 5.394 / 5.000 = 1,08 kali artinya untuk menghasilkan 1 rupiah penjualan diperlukan total aset sebesar 1,08 rupiah.
NWC Turnover = Sales / NWC = 5,000 / (2,256 – 1,995) = 19.16 kali artinya modal kerja perusahaan berputar sebanyak 19,16 kali dalam setahun.
Fixed Asset Turnover = Sales / NFA = 5.000 / 3.138 = 1,59 kali artinya aset tetap perusahaan berputar 1,59 kali dalam setahun. Nilai aset tetap yang digunakan di sini adalah nilai bukunya (book value). Bisa juga digunakan harga perolehan (cost) dari aset tetap. Bila terdapat perbedaan yang besar antara perputaran aset tetap bruto (yakni bila digunakan aset tetap sesuai dengan harga perolehannya) dengan perputaran aset tetap neto (bila digunakan nilai buku aset tetap), hal ini berarti aset tetap perusahaan telah lama disusutkan (lama digunakan) sehingga nilai bukunya menjadi kecil. Hal ini dapat berindikasi bahwa aset tetap perusahaan digunakan secara efisien atau sebaliknya perusahaan tidak melakukan peremajaan aset tetapnya.

Di samping itu dapat pula dihitung rasio seperti Payables Turnover (rumusnya Purchases / Accounts Payable) dan A/P payment’s days (rumusnya 365 / Payables Turnover).
Seluruh angka 365 menunjukkan jumlah hari dalam setahun. Untuk tahun kabisat, maka angka ini diubah menjadi 366 hari.

Ad. 4  Menghitung Rasio Keuntungan (profitabilitas / Profitability Measures)
Profit Margin = Net Income / Sales = 689 / 5.000 = 13,78% artinya laba bersih (bottom line) perusahaan sebesar 13,78% dari nilai penjualan atau 1 rupiah penjualan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 0,14.
Return on Assets (ROA) Tingkat Pengembalian Aset / Rentabilitas Ekonomis = Net Income / Total Assets = 689 / 5.394 = 12,77% artinya penggunaan 1 rupiah total aset menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 0,13.
Return on Equity (ROE) = Tingkat Pengembalian Ekuitas (modal sendiri) = Rentabilitas Ekuitas Net Income / Total Equity = 689 / 2.556 = 26,96% artinya setiap 1 rupiah modal yang ditanamkan menghasilkan Rp 0,27 keuntungan bersih.

Ad. 5  Menghitung Nilai Pasar (Market Value Measures)
Harga Pasar = Rp 87,65 per lembar
Saham yang beredar = 190,9 juta
PE Ratio = Price per share / Earnings per share = Rp 87,65 / 3,61 = 24,28 kali artinya harga pasar saham besarnya 24,28 kali dari laba per saham yang dihasilkan.
Market-to-book ratio = market value per share / book value per share = 87,65 / (2.556 / 190,9) = 6,55 kali artinya nilai pasar perusahaan 6,55 kali dari harga bukunya. Nilai pasar di atas nilai buku menunjukkan perusahaan baik.

Formula Du Pont (the Du Pont Identity)
ROE = NI / TE
Kalikan dengan 1 (TA/TA) sehingga menjadi ROE = (NI / TE) (TA / TA)
ROE = (NI / TA) (TA / TE) = ROA * EM
Kalikan dengan 1 (sales/sales) sehingga menjadi ROE = (NI / TA) (TA / TE) (Sales / Sales)
ROE = (NI / Sales) (Sales / TA) (TA / TE)
ROE = PM * TAT * EM
Profit Margin (PM) merupakan ukuran atas efisiensi usaha perusahaan (seberapa baik perusahaan dapat mengendalikan biaya).
Total Aset Turnover (TAT) merupakan ukuran atas efisiensi penggunaan aset perusahaan – seberapa baik perusahaan mengelola asetnya.
Equity Multiplier (EM) merupakan ukuran atas tingkat pengungkit keuangan perusahaan.
Dengan demikian menurut Du Pont, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity / ROE) tergantung seberapa jauh perusahaan berhasil mengendalikan biayanya, seberapa baik perusahaan mengelola asetnya dan seberapa besar angka pengganda ekuitas (seberapa besar perusahaan menggunakan modal sendiri/ekuitas).
Pada contoh di atas :
ROE = ROA x EM = 12,77% x 2,11 = 26,96%
Atau
ROE = PM x TAT x EM = 13,78% x 0,93 x 2,11 = 26,96%

Contoh Kasusu Kedua

PT ABC mempunyai laporan rugi laba dan neraca tahun 1995-1996.
Laporan rugi laba PT. ABC

             AKHIR
TAHUN

         1996
     1995
    Penjualan
    Harga pokok brg dijual
    Laba kotor
    Biaya pemasaran adm dan     
    umum
    Laba sbl bunga dan pajak
    Biaya bunga
    Laba sbl pajak
    Laba stl pajak
    Deviden
    Laba untuk saham biasa
    Alokasi laba ditahan
    Dividen
Rp 3.405
     2.041
     1.368
        812
        552
          31
        521
        193
        328
          10
        318
        291
          27
Rp  3.100
1.900
1.200
780
420
39
381
141
240
10
230
200
30



Neraca PT ABC
Aktiva
1996
1995
Utang & modal  
     pemilik
1996
1995
Aktiva lancer
Kas & Surat bhrg
Piutang dgng
sediaan
Lain-lain
Total

Aktiva tetap
Gedung,tanah & perleng’an
Dikurangi akumulasi
Defresiaisi
Lain-lain
total

Total Aktiva

260

596
471
  61
1,388


498



(152)
139
485

1.873

120

522
587
52
1.281


398



(105)
136
429

1.710
Utanglancar
Utang dagang
Utang bank
Utang akrual
Total utang lancer
Utang jk panjang & lain-lain
Total utang
Saham priferen
Saham biasa
Capital again
Laba ditahan
Total modal pemilik


Total utang dan modal pemilik

109
136
176
421
120


541
10
87
1235
1332




1873


301
166
148
615
61


676
10
80
944
1034




1710


A.1. RASIO LIKUIDITAS
          Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer and Marcus, 1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid.
        Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi  kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada.
1.  Current Ratio
Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga working capital ratio :
Contoh : PT ABC
Carrent ratio = Aktiva lancer / utang lancer =1388:421 = 3.30
        Current ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan perusahaan untuk membayar jangka pendek.

2.  Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan suratberharga hal yang menyebabkan laporan keuangan perlu dilihat cash ratio.
                         Kas + surat berharga
Cash Ratio   =   ---------------------------
                              Utang lancer
       Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dansurat berharga yang segera dapat diuangkan. 
3.  Quitck Ratio (Acid test ratio)
Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlm mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktiva lancar yaitu kas, piutang dan suratberharga :
                        Aktiva lancar-sediaan
Quick ratio=  ----------------------------------------------
                              Utang lancar 
4.  Net Working Capital To Total Asset Ratio
Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharafkan dapat berubah menjadi kas dlm jangka pendek, utang  lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.
Net working capital to total asset rati =  Aktiva lancer-utang lancar
                                                                                  Aktiva tetap
Persh PT “ABC”  1996     =1.388-421
                                                 1.873
                                             = 0,52
5. Interval Measure (Defensive interval ratio)
Interval measure menghubungkan antara defensive asset dengan taksiran rata-rata pengeluaran kas untuk operasi dalam setiap harinya. Interval measure memberikan informasi kepada para kreditur untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutup biaya minimum rutin yang dibutuhkan dalam kegiatan  operasi yang paling utama.
Interval measure = Kas+Surat berharga+Piutang
                                  Taksiran rata-rata pengeluaran

Untuk perusahaan PT”ABC” =       260+596
                                                      (2041+812)/365
                                                   = 109,5 Hari 
A.11.  RASIO LEVERAGE
Rasio leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk menanam modal oleh para pemilik dengan proposinya dengan dana yang diproleh dari para kreditur perusahaan (Brealey, Myer and marcus, 1995). Rasio-Rasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan.
1.  Total Debt to Total Capital Asset Ratio (Debt Rasio)
Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki prusahaan. Biasanya para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberi kerdit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur diwaktu likuiditas.
Debt Rasio =  Total Utang
                        Total Aktiva
Untuk  perusahaan ABC   = 541/ 1.873    = 0.283
2.  Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan modal pemilik.
Debt to equity ratio =  Total Utang
                                      Modal pemilik
3.  Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang ajngka panjang dan modal pemilik, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang janka panjang semakin rendah rasio semakin aman bagi kreditur.
Long term debt to equity ratio = Utang jangka panjang                     
                                                                 Modal pemilik 
4.  Tangible Asset Debt Coverage
Rasio ini membandingkan antara aktiva tidak berwujud (setelah dikurangi utang lancer) dan utang jangka panjang dan rasio ini  meninjukan kamampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang setelah melunasi jangka pendek.
Tangible Asset debt Coverage :
= Aktiva-aktiva tidak berwujud-utang lancar
                    Utang jangka panjang 
5.  Time Interest Earned (Interest Coverage)
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan utang jangka panjang, rasio ini menunjukkan seberapa jauh laba sebelum bunga dan pajak dapat berkurang untuk membayar untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Time interest earned = Laba sebelum bunga dan pajak
                                                   Bunga utang
 6.  Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan memasukan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman.
Debt Service Coverage =                Laba sebelum bunga dan pajak
                                 Bunga utang jangka panjang+ biaya sewa + Angsuran pokok pinjaman
7.  Earning Variabiliti
Jumlah beban utang yang besar akan menjadi masalah besar jika terdapat ketidak pastian risiko pada laba dimasa yang akan datang, Semakin tinggi paribelitas perusahaan menunjukan ketidak pastian diperoleh laba pada perusahaan. 
Earning Variability =  Strandar Deviasi (EBIT-EBIT)
                                                Rata-rata EBIT
  A.111.  RASIO AKTIVITAS
Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang digunakan perusahaan (Horne and Wachowicz, 1995).
1.  Total Operating Asset Turnover
Total aktiva yang bekerja adalah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu periode.
Total operating asset turnover =    penjualan bersih
                                                                   total aktiva
Untuk perusahaan ABC tahun 1996 = 3.405 / 1873 = 1818
 2.  Receivables Turnover
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.

Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih
                                                  rata-rata
Untuk perusahaan PT “ABC” tahun 1996
        3.405**)        =             6,09    
                                       (596 + 522)/2
3. Average Collection Periode
Average collection periode / rata-rata periode pengumpulan piutang  digunakan untuk menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang.
Average collection periode =                 360 hari
                                                perputaran piutang dagang  
                                          
                                        =  360 hari . piutang dagang rata-rata
                                                    Penjualan kredit bersih
4. Perputaran sediaan
Perputaran sediaan ( Inventory ) membandingkan antara harga pokok barang dijual dan sediaan rata-rata atau sediaan akhir periode.
Perputaran sediaan  =             penjualan bersih barang dagangan     
                                                      rata-rata sediaan pada harga jual       
5. Average Day’s Inventory
Ialah hari rata-rata sediaan atau hari rata-rata disimpan, menunjukkan hari rata-rata dana tertanam dalam sediaan.
Average Day’s Inventory =        Sediaan Rata-rata x 365 hari
                                                         Harga Pokok Barang Dijual
Inventory Rata-Rata =               Sediaan Awal + Sediaan Akhir
                                                                              2
6. Net Working Capital Turnover
Perputaran modal kerja neto ialah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan modal kerja (neto).
Net Working Capital Turnover =          Penjualan Bersih
                                                 Rata-rata Modal Kerja Bersih
7. Fixed Assets Turnover
Perputaran aktiva tetap ialah rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan bersihdan aktiva tetap bersih.
Fixed Assets Turnover =             Penjualan Bersih
                                                      Aktiva Tetap Bersih
A.IV.  RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil (Brealey, Myer, Marcus. 1995)
1.  Gross Profit margin
Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.
Gross Profit Margin  =     Laba kotor
                                       Penjualan bersih
Pada Perusahaan ABC   = 1364/3405  = 0.4
laba kotor= penjualan bersih-harga pokok barang jual
2.  Operating income Ratio (Opearting profit margin)
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.
Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak
                                                     Penjualan bersih
3.  Operating Ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi (Harga pokok penjualan + Biaya pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukan berapa bagian biaya yang digunaka untuk biaya operasi.
Operating ratio         =              Biaya operasi
                                                     penualan bersih
4.  Net Profit Margin
Adalah ratio yang membandingkan  antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunukan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba stl bunga dan pajak.
 Net Profit Margin       =    Laba setelah bunga dan pajak
                                                      penjualan bersih
 5.  Earning Power Of Total Inverstmen
Earning power of total inversment adalah rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak, Rasio ini menunjukan tingkat pengendalian dari investasi yang telah ditanam sebelum bunga dan pajak.
 Earning power of total inversment= Laba sebelum bunga dan pajak
                                                                    Jumlah aktiva yang bekerja 
 6.  Net Earning Power Ratio
Adalah rasio yang membandingkan laba setelah bung adan pajak setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva kerja.
Net Earning Power Ratio = Laba setelah bunga dan pajak
                                                  Jumlah aktiva yang bekerja
 7.  Rate of Return For The Owners
Adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik.
  Rate of Return For The Owners =   Laba bersih
                                                             Modal pemilik

Sumber :


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya Ibu Queen Daniel, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada indaividu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (queendanielloanfirm@gmail.com) atau (queendanielloanfirm@yahoo.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.

Posting Komentar